rss
twitter

SEMESTER TERAKHIR TEORI


Pejam celik, pejam celik sudah hampir 4 tahun saya berada di bumi Malang. Segala pahit manis dan suka duka telah dilalui sebagai seorang pelajar perubatan. Di Universitas Brawijaya ini kami diajar dengan menggunakan sistem teori dan klinikal, dimana kami perlu menghabiskan teori kami selama 4 tahun dengan jam kredit sebanyak 148. Syukur saya sudah sampai sejauh ini.

Besok bakal bermulalah Peperiksaan Terakhir untuk semester teori terakhir. InsyaAllah, dua minggu akan datang lengkaplah sudah perjuangan selama empat tahun, belajar dan mengatur strategi untuk berperang di gelanggang peperiksaan bertulis. Selepas ini tanggungjawab yang lebih berat bakal digalas. Khuatir jika bahu ini tidak sekuat dan segagah mana untuk membawa amanah yang menggunung ini.

Waktu klinikal bukanlah lagi waktu untuk bergurau senda dan bercanda tawa. Ia waktu yang patut dimanfaatkan sepenuhnya. Kalau selama ini teori hanya mengajar kita fakta dimana 1+1=2 tetapi kini latarnya berbeza, 1+1 mungkin =3 atau 1+1 mungkin=0. Aplikasi ilmu yang memerlukan ketekunan dan kesungguhan. Jika teori dulu umpama larian pecut (sprint) tapi klinikal adalah ibarat marathon. Di kala belajar teori, mungkin ramai di kalangan kita yang suka belajar "last minute", tapi klinikal memerlukan kesungguhan dari awal hingga akhir. Perlukan kepada istiqamah. Kaki harus kuat untuk berlari, badan harus siap bekerja. Jangan lesu di tengah perlumbaan. Tujuan terakhirnya bukan siapa yang sampai dulu di garisan penamat, tapi yang utama ialah untuk sampai ke garisan penamat.

Senggang waktu dua bulan liburan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai persiapan bertempur di medan jihad.Medan yang dinamakan "rumah sakit". Bertemu pesakit dengan keyakinan dan motivasi yang tinggi. Ilmu yang terbuku di dada harus diaplikasi kepada gelanggang sebenar. Pesakit adalah guru yang terbaik untuk kita.

Sekadar ini sahaja cetusan idea selama 20 minit. Perlu sambung menjengah nota-nota untuk ujian Forensik besok. Doa-doakanlah kejayaan saya dan teman-teman yang lain.
Wassalam..

MEN vs WOMEN


WHY MEN STOP TALKING WHEN THEY HAVE PROBS?

Men go into their caves or become quiet for a variety of reasons.

1. He needs to think about a problem and find a practical solution to the problem.
2. He doesn't have an answer to a question or a problem. Men were never taught to say "Gee, I don't have an answer. I need to go into my cave and find one." Other men assume he is doing just that when he becomes quiet.
3. He has become upset or stressed. At such times he needs to be alone to cool off and find his control again. He doesn't want to do or say anything he might regret.
4. He needs to find himself. This fourth reason becomes very important when men are in love.

At times they begin to lose and forget themselves. They can feel that too much intimacy robs them of their power. They need to regulate how close they get. Whenever they get too close so as to lose themselves, alarm bells go off and they are on their way into the cave. As a result they are rejuvenated and find their loving and powerful self again.



WHY WOMEN TALK WHEN THEY HAVE PROBS?
Women talk for a variety of reasons. Sometimes women talk for the same reasons that men stop
talking. These are four common reasons that women talk:
1. To convey or gather information. (This is generally the only reason a man talks.)
2. To explore and discover what it is she wants to say. (He stops talking to figure out inside what he wants to say. She talks to think out loud.)
3. To feel better and more centered when she is upset. (He stops talking when he is upset. In his cave he has a chance to cool off.)
4. To create intimacy. Through sharing her inner feelings she is able to know her loving self. (A Martian stops talking to find himself again. Too much intimacy, he fears, will rob him of himself.)

Without this vital understanding of our differences and needs it is easy to see why couples struggle so much in relationships.


Taken from: Men Are From Mars, Women Are From Venus

UCAPAN TERIMA KASIH



Sudah hampir 2 bulan blog ini tak terjengah. Nak menulis tapi tiada idea yang sesuai. Kalau boleh nak topik yg ringan dan xberat. Seawal jam 3 pagi waktu malaysia ni la baru terlintas idea nak berblog tentang ucapan terima kasih. Kelihatan enteng tapi secara jujurnya berapa orang je yang ringan mulutnya untuk mengucapkan kalimat ini. Terima kasih adalah suatu kalimat yang mengungkapkan penghargaan kepada orang yang kita ucapkan.
Dan perkataan ini membawa kegembiraan kepada orang yang diucapkan kerana terasa diri dihargai.

Seorang "teman akrab" pernah menasihati saya, katanya:
"Ada 3 perkara yang apabila kita lakukan atau ucapkan ia akan mendatangkan kegembiraan"
1. Maaf
2. Terima kasih
3. Salam

Nasihat yang pada awalnya diambil ringan sebenarnya mempunyai kebenaran. Tidak susah sebenarnya untuk membuatkan orang lain gembira. Tetapi perkara itulah yang kita remehkan dalam hidup kita. Tanpa ucapan terima kasih itu, manusia yang banyak menolong kita mungkin akan merasa seperti bantuannya kepada kita tidak dihargai dan sia2. Dia mungkin akan lebih sukar/berat untuk menolong kita di kemudian hari. Jika sesama manusia pun kita telah berasa berat utk mengucapkan terima kasih, inikan pula dengan sang pencipta.

Sepanjang tahun 2010 ini, banyak nikmat yang tak disangka2 telah dikurniakan oleh Allah kepada saya. Beban yang berat yang selama ini tergalas dibahu terasa lebih ringan dengan anugerah Allah kepada saya. Namun, kealpaan saya membuatkan saya sukar utk melihatnya. Terlalu rakus mengejar dunia sehingga tidak sempat untuk berhenti dan melahirkan syukur pada Ilahi. Namun Allah itu tidak seperti manusia sifatnya, walaupun sejauh mana hamba-Nya lupa untuk menghargai-Nya, dia masih sedia memberikan rahmat yang tidak berbelah bahagi. Itu bezanya Allah dan makhluk.

Entri ini pertujuan ingin menyeru kepada kawan2 bahawa, jangan memperlekehkan perkara yang mudah kerana dampaknya positif kepada individu di sekitar kita. Dan jika terasa diri dah lama tak melahirkan syukur kepada Allah, perbanyakkan ucapan "Alhamdulillah". Tiada rugi untuk kita mengucapkan terima kasih, yang ada hanya keuntungan yang dibawa bersama ucapan itu.