rss
twitter

Siapakah aku kini?

Inilah artikel yang bermakna setelah berbulan2 tidak menghiraukan blog ini, Bukan ingin memberikan nasihat, tapi hanya sekadar ingin berkongsi kisah.

It have been 3 months since my friend passed away. And i'm still thinking. Apakah pengajaran yg aku peroleh dari pemergiannya..Adakah aku masih di sini seperti dulu. Masih sama dengan perangai yang biasa (bergurau senda, tertawa spjg masa) atau telah ada perubahan dalam diri ini. Hakikatnya tiada perubahan yang berlaku. Mungkin insaflah sehari dua tapi lepas tu perangai tetap sama. Ada yang berkata " Iman itu ada pasang surutnya". Memanglah benar. Tetapi rasanya seperti imanku masih di takuk yang lama. Tiada keinsafan dalam hati mungkin. Atau insaf itu hanya sekadar hangat2 tahi ayam.

Aku di sekolah dan sekarang di uni, ada perubahan yang ketara terlihat. Kalau dulu betul-betul bersemangat, semua yang dilakukan dengan penuh komited. Tapi sekarang semuanya sekadar melepaskan batuk di tangga. Begitu tidak bersyukurnya aku.
Kalau dulu, pakaian dan auratnya di jaga tetapi kini masih dijaga tapi dgn kurang hati2 (samalah,seperti melepaskan batuk di tangga).
Kalau nak teruskan penyenaraian perubahan sikap dan karakter ini. Mahu habis 2-3 hari. Perubahan ini mungkin banyak disebabkan oleh ranjau yg kita lalui.

Apabila datangnya ujian kepada seseorang ada dua kemungkinan respon kita terhadap sesuatu situasi tersebut. Kita boleh merasa sama ada melalui ujian itu dengan kesabaran dan berserah kepada Allah atau kita boleh berasa marah kepada Allah atas ujian yg diberikan. Respon kita kepada perkara inilah yg menghasilkan efek yang berbeza kepada perubahan hidup kita.

Kalau kita memilih untuk sabar dan tenang dalam menghadapi dugaan ini. Itu adalah jalan yang terbaik kerana segala sesuatu yang berlaku di dalam hidup kita mempunyai hikmah yang mungkin takkan terlihat oleh mata kasar kita pada waktu ini. Setiap sesuatu yang berlaku adalah perancangan untuk kerberlangsungan hidup kita pada masa akan datang. Dan kita seharusnya lebih percaya bahawa Allah itu sentiasa menyayangi hambanya. Cara yang terbaik adalah dgn sentiasa berprasangka baik kepada Allah. Seperti dalam firman Allah:


لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ


"Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia mendapat pahala kebaikan yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdoa dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir"."
:: Al-Baqarah:286::

Dugaan itu adalah sementara. Seperti ayat di bawah:


فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)

Oleh itu, maka (tetapkanlah kepercayaanmu) bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan, (Sekali lagi ditegaskan): bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.
:: Al-Insyirah:5-6 ::


Dan sekiranya kita memilih untuk memberontak atau berasa marah dengan ujian yang diberi. Mungkin kita telah merasa seolah2 kita telah melakukan segalanya yang benar. Kita sembahyang dan menuruti perintah Allah dan kita meninggalkan larangan-Nya. Dan kita adalah lebih baik dari manusia lain yang berbuat jahat. Tapi kenapa harus kita yang diuji?
Disini, kita berbalik kepada soal hati kita. Apakah apa yang kita lakukan selama ini benar untuk Allah dan bukan kerana terpaksa atau sekadar ingin menunjuk2? Jika kita ikhlas dengan ibadah atau segala perlakuan kita yang menurut ajaran agama, kita tidak akan pernah mengungkit. Tidakkah kita pernah terfikir, jika kita ingin mengungkit amal baik yg kita lakukan, Allah juga mungkin ingin mengungkit apa yg dia telah berikan selama ini kepada kita. Jika perhitungan itu dilakukan, maka tidak akan pernah cukup amal perbuatan yang kita lakukan selama ini bg membalas nikmat yang Allah telah beri selama ini.

Kita sebagai manusia, lebih cenderung melihat apa yg kita ingin ilhat. Kita melihat ujian itu lebih besar dari nikmat yang selama ini berada di depan mata. Astaghfirullah..

Untuk memperjelaskan lagi, mari kita merenung ayat ini:


"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat".
:: Al-Baqarah: 214 ::

"Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
:: Al-Baqarah:155-157 ::


Dan sebagai Nabi Muhammad saw bersabda:

"Tidak ada yang menimpa seorang mukmin, bahkan ujian sekecil duri pun kepadanya, tapi Allah akan mencatat satu kebaikan baginya dan akan menghapus perbuatan buruk dari dirinya."

Dan seperti diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw bersabda:

"Jika Allah ingin berbuat baik kepada seseorang, Dia menimpa dia dengan cobaan."
:: HR. Bukhari ::


Dan dalam hadis yang indah Rasulullah saw juga bersabda:

"Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya".
:: HR. Muslim ::


Seharusnya bila segala ujian ini menimpa kita, kita harus tabah dan tetap bersabar dan percaya dengan yakin dengan janji2 Allah. Kuncinya terletak pada kesabaran.

يا أيها الذين آمنوا استعينوا بالصبر والصلاة إن الله مع الصابرين

"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
:: Al-Baqarah:153 ::

Lebih afdhal lagi jika kita sentiasa memanjatkan doa kepada Allah. Moga tiap ujian yang singgah dalam hidup kita akan berakhir dengan kebaikan. Moga2 Allah mengukuhkan iman kita lebih baik dari sebelumnya.

Mu’adz bin Jabal r.a- menceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah saw memegang tangannya seraya mengucapkan,
"Hai Mu’adz, demi Allah sesungguhnya aku benar-benar mencintaimu. Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu."
Lalu beliau bersabda,
"Aku wasiatkan kepadamu hai Mu’adz, jangan kamu tinggalkan bacaan setiap kali di akhir solat hendaknya kamu berdoa, ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu)".

:: HR. Abu Dawud, disahihkan al-Albani dalam Sahih wa Dha’if Sunan Abi Dawud [1522] ::


Jadi apa yang dapat disimpulkan, seharusnya kita menjadi lebih baik hari demi hari kerana setiap dugaan yang kita lalui boleh membimbing kita menjadi hamba Allah yang lebih cekal dan sabar. Jawapan kepada siapakah aku hari ini adalah "aku seharusnya menjadi lebih baik dari semalam kerana tiap dugaan dan ranjau dalam hidup, telah mendekatkan aku kepada pencipta". Peringatan buat diriku yang masih lalai dan terus dibuai mimpi dan kelazatan dunia yang sementara. Rehatlah sebentar, renunglah perbuatan dan tanyalah kepada diri: Siapakah aku kini?




0 comments:

Post a Comment